BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Akhir-akhir ini, banyak terjadi masalah di bidang
perairan seperti pengendapan lumpur di dalam teluk, kebocoran pipa yang
terdapat dalam tanah, air bendungan yang merembes ke lingkungan dan lain-lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dapat merugikan lingkungan dan manusia. Upaya
yang sering dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini diantaranya adalah
mengecek pipa secara manual dan berkala. Namun, upaya-upaya yang telah
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, dinilai masih kurang maksimal. Oleh
karena itu, dibutuhkan suatu upaya alternatif untuk mengatasi permasalahan
dalam bidang perairan ini.
Salah satu disiplin ilmu dalam perairan adalah
hidrologi. Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan
kualitas air. Masalah pada bidang perairan juga dipelajari dalam ilmu ini.
Seiring dengan majunya ilmu pengetahuan, dunia sains
juga mengenal nuklir. Nuklir tidak hanya diaplikasikan dalam bentuk energi
saja, tetapi nuklir juga dapat dimanfaatkan dalam bidang lain,seperti bidang
pertanian, bidang industri, bidang pangan dan lain-lain. Dalam nuklir juga
dikenal istilah perunut. Perunut adalah zat kimia yang digunakan sebagai tanda
untuk mengikuti berlangsungnya reaksi kimia atau proses fisika, atau untuk
menunjukkan posisi atau lokasi suatu zat kimia. Perunut ini biasanya berbentuk
radioisotop dari suatu unsur kimia, seperti Na24, I 131,
Br 82.
Jadi, teknik perunut bisa dimanfaatkan dalam bidang
hidrologi untuk diambil manfaatnya atau sebagai cara alternatif untuk mengatasi
permasalahan pada bidang hidrologi.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dari teknik perunut?
2. Bagaimana
proses aplikasi penggunaan radioisotop dengan teknik perunut dalam bidang
hidrologi?
3. Apa
manfaat dari aplikasi penggunaan radioisotop dengan teknik perunut dalam bidang
hidrologi?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian dari teknik perunut
2. Memahami
proses penggunaan radioisotop dengan teknik perunut dalam bidang hidrologi
3. Mengetahui
manfaat dari aplikasi penggunaan radioisotop dengan teknik perunut dalam bidang
hidrologi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Teknik Perunut
Teknik
perunut adalah suatu teknik yang digunakan untuk tujuan mendapatkan
informasi perilaku dari obyek dengan
cara menandai obyek tersebut dengan suatu bahan tertentu. Yang dimaksud dengan
obyek disini adalah suatu sistem yang dinamis, artinya bahwa sistem atau bagian
dari sistem tersebut mengalami perubahan sebagai fungsi dari ruang dan/atau
waktu. Sebagai contoh dari sistem dinamis itu misalnya aliran suatu populasi
masa atau material induk. Sedang yang dimaksudkan dengan bahan tertentu adalah
bahan perunut itu sendiri. Dalam sistem yang dinamis bahan perunut bercampur
dengan aliran populasi masa. Informasi yang ingin diketahui dari sistem
tersebut diperoleh dengan cara mendeteksi perunut yang telah bercampur homogen dengan aliran populasi masa
dari sistem yang diselidiki.
Jadi
teknik perunut ini dapat diaplikasikan apabila dalam kondisi dimana ada suatu
aliran populasi masa. Selain itu agar teknik perunut ini dapat secara sempurna
diaplikasikan maka perlu dipenuhi beberapa persyaratan lain, misalnya bahwa
bahan perunut yang digunakan harus mempunyai sifat-sifat dan berkelakuan sama
dengan bahan dari populasi masa yang diselidiki namun mempunyai identitas
khusus dimana bahan perunut tersebut harus dapat dideteksi dengan suatu alat
deteksi.
Gambar 1. Ilustrasi Teknik Perunut (www.batan.go.id)
2.2 Proses
Penggunaan Radioisotop dengan Teknik Perunut dalam Bidang Hidrologi
Pemanfaatan
radioisotop sebagai perunut dalam bidang hidrologi yaitu dengan cara memasukkan
(menginjeksikan) radioisotop tertentu ke dalam suatu sistem yang akan
dipelajari sehingga radioisotop berbaur dengan sistem, yang selanjutnya diikuti
gerak dan tingkah laku perunut radioaktif yang telah dimasukkan ke sistem tadi.
Dengan memakai radioisotop sebagai perunut maka akan diperoleh gambaan tentang
sistem yang dipelajari tersebut. Tanpa bantuan radioisotop sebagai perunut,
gambaran sistem yang dipelajari sulit didapatkan.
Radioisotop
yang sering digunakan dalam bidang hidrologi antara lain adalah H-3, I-131,
Na-24, Cr-51, dan Br-82. Radioisotop tersebut sering digunakan dalam bidang
hidrologi karena alasan keselamatan lingkungan. Radioisotop tersebut relatif
cepat meluruh atau waktu paronya pendek sehingga dapat menyesuaikan dengan
cacah latar.
Radioisotop
yang akan digunakan sebagai perunut dalam bidang hidrologi harus memenuhi
persyaratan, antara lain:
1. Harus
larut dalam air dan tidak membentuk endapan karena proses kimia dengan air,
baik proses oksidasi maupun proses reduksi.
2. Harus
tidak bereaksi dengan atau diserap oleh suspensi atau materi yang terdapat di
dalam air.
3. Tidak
bersifat racun yang dapat mengganggu kesehatan.
4. Harus
bisa terdeteksi oleh detektor walaupun dalam jumlah yang sangat kecil.
5. Mudah
didapat dan harganya murah.
2.3 Manfaat
dari Aplikasi Penggunaan Radioisotop dengan Teknik Perunut dalam Bidang
Hidrologi
Radioisotop
digunakan sebagai perunut dalam bidang hidrologi,diantaranya:
2.3.1
Penentuan
kecepatan dan arah aliran air tanah (ground water)
Arah
aliran tanah dan kecepatannya seringkali diperlukan dalam pembuatan perencanaan
suatu kawasan supaya air tanah yang akan diambil (dibor) sebagai sumber air
benar-benar baik dan tidak terkontaminasi oleh air limbah yang dibuang ke dalam
peresapan. Caranya adalah dengan membuat sumur pada beberapa tempat (multi well technique) sebagai berikut:
Gambar 2.
Ilustrasi Penentuan Aliran Air Tanah
Radioisotop disuntikkan
ke dalam sumur A. Setelah beberapa saat, air dari sumur 1 sampai sumur 6
diambil dan dianalisis kandungan radioisotopnya. Sumur yang mengandung
radioisotop terbanyak, menunjukkan arah aliran tanah dari sumur A ke sumur yang
terbanyak radioisotopnya.
2.3.2
Penentuan
Kebocoran Pipa dalam Tanah
Kebocoran pipa
di dalam tanah dapat diketahui dengan memasukkan radioisotop tertentu ke dalam
fluida (ikut aliran fluida). Radioisotop akan keluar pada pipa yang bocor dan
ini dapat diketahui dengan bantuan detektor nuklir yang mengikuti arah aliran
dari permukaan tanah.
Gambar 3.
Ilustrasi Penentuan Kebocoran Pipa dalam Tanah
2.3.3
Untuk
Mengetahui Transpor Endapan
Radioisotop
dapat juga digunakan untuk mengetahui transport endapan (misalnya: pasir) di dalam
sungai, di dalam danau, dan di dalam laut (teluk).
Perunut radioisotop yang
digunakan biasa berupa :
a. Pasir
yang diambil dari sungai, danau, atau laut yang akan diamati transpor endapannya.
Pasir yang dikehendaki sesuai dengan diameter yang akan ditentukan (melalui
proses pengayakan), kemudian pasir tersebut diiradiasi di dalam reaktor nuklir
agar menjadi pasir radioaktif yang akan dipakai sebagai perunut.
b. Surface
labelling, yaitu pasir yang permukaannya diberi lapisan radioisotop.
c. Exchange
resin, yaitu suatu zat yang diberi larutan yang mengandung radioisotop.
Radioisotop akan menempel dan diabsorbsi oleh resin.
d. Ground
glass, yaitu bahan gelas yang ukurannya dibuat seperti butiran pasir yang
diselidiki dan diberi zat yang akan dijadikan radioisotop.
Setelah
perunut selesai dibuat, perunut radioisotop dimasukkan ke dalam sungai atau
danau yang akan diselidiki transpor endapannya.Pasir kemudian diambil dari
beberapa tempat, dicacah radiasinya dengan detektor nuklir. Data radiasi pasir
dari beberapa tempat, kemudian dibuat penyebarannya berdasarkan iscount.
Transpor pengendapan pasir dapat diketahui dari data iscount tersebut.
2.3.4
Mengukur
Debit Alir Sungai
Penggunaan
metoda perunut radioisotop untuk mengukur debit air sungai terbukti lebih
sederhana dibandingkan metoda dengan alat ukur arus (Current Meter). Keunggulan
metode perunut radioisotop adalah pengukurannya yang lebih cepat dan dalam
keadaan sungai banjir pengukuran tetap dapat dilaksanakan. Dasar metoda perunut
radioisotop adalah pengenceran perunut. Perunut radioisotop dalam jumlah yang
tidak membahayakan dilepaskan di bagian hulu sungai, kemudian dipantau
konsentrasinya di bagian hilir. Perubahan konsentrasi yang diakibatkan oleh
aliran (debit) sungai dapat diketahui dari perubahan intensitas pancaran
radioisotop yang diukur langsung di dalam aliran air sungai itu.
2.3.5
Mendeteksi
Zat Pencemar dalam Air
Zat
pencemar ditandai dengan radioisotop kemudian melepaskannya di tempat yang
diperkirakan asal pencemaran, maka pengamatan gerakan zat pencemar itu dapat
dilakukan secara terus-menerus. Hal ini, dapat dipakai untuk menentukan lokasi pembuangan
yang cocok, tidak mencemari daerah yang penting dan dapat digunakan untuk
keperluan lain, misalnya untuk kawasan wisata, daerah hunian dan lain-lain. Teknik
perunut radioisotop ini, berguna untuk mengetahui asal pencemaran pada suatu daerah,
apakah berasal dari buangan industri atau buangan rumah tangga. Teknik perunut
radioisotop untuk penelitian pencemaran lingkungan ini biasanya menggunakan
radioisotop buatan yang dibuat di reactor nuklir.
2.3.6
Menentukan
Kebocoran Dam atau Bendungan
Teknik
perunut radioisotop juga telah dimanfaatkan untuk menentukan kebocoran/rembesan
dam atau bendungan. Radioisotop yang digunakan sebagai perunut harus memenuhi
persyaratan tertentu, antara lain : tidak berbahaya bagi manusia atau makhluk
hidup lain di sekelilingnya, aktivitasnya rendah, waktu paronya pendek, larut
dalam air, tidak diserap oleh tanah atau tubuh bendung/ dam dan oleh tumbuhan. Radioisotop
dilepaskan pada tempat tertentu di reservoir ( air dam) yang diperkirakan
sebagai tempat terjadinya rembesan/ bocoran pada dam/bendungan. Apabila terjadi
kebocoran pada bendungan tersebut, maka air yang telah diinjeksi/dilepas
radioisotop akan masuk dan mngikuti arah bocoran. Dengan mengikuti/mencacah air
yang keluar dari mata air, sumur-sumur pengamat yang terdapat di daerah
downstream, maka akan dapat diketahui adanya bocoran/rembesan dan arah dari
rembesan dam tersebut.
BAB
III
SIMPULAN
DAN SARAN
3.1
Simpulan
1. Teknik
perunut adalah suatu teknik yang digunakan untuk tujuan mendapatkan
informasi perilaku dari obyek dengan
cara menandai obyek tersebut dengan suatu bahan tertentu.
2. Pemanfaatan
radioisotop sebagai perunut dalam bidang hidrologi yaitu dengan cara memasukkan
(menginjeksikan) radioisotop tertentu ke dalam suatu sistem yang akan
dipelajari sehingga radioisotop berbaur dengan sistem, yang selanjutnya diikuti
gerak dan tingkah laku perunut radioaktif yang telah dimasukkan ke sistem tadi.
Dengan memakai radioisotop sebagai perunut maka akan diperoleh gambaan tentang
sistem yang dipelajari tersebut.
3. Manfaat
penggunaan radioisotop sebagai perunut dalam bidang hidrologi antara lain:
menentukan kecepatan dan arah aliran air tanah (ground water),penentuan
kebocoran pipa di dalam tanah, mengetahui transpor endapan, mengukur debit alir
sungai, dan mencari aliran cairan di sumur minyak.
3.2
Saran
Pemanfaatan iptek nuklir harus lebih
digiatkan lagi untuk mengatasi permasalahan di bidang hidrologi.
DAFTAR PUSTAKA
Wardana, Wisnu Arya.2007.Teknologi Nuklir Proteksi Radiasi dan
Aplikasinya.Yogyakarta:Andi.
http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/hidrologi.pdf
(diakses
pada tanggal 23 Nopember 2014)
https://sylviaoctavia.files.wordpress.com/2014/08/b.jpg(diakses
pada tanggal 23 Nopember 2014)
http://dnabio71teknikperunut.blogspot.com/
(diakses
pada tanggal 23 Nopember 2014)
http://www.batan.go.id/patir/_teknologi/perunut.html
(diakses
pada tanggal 24 Nopember 2014)
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0700662/Perunut.html
(diakses
pada tanggal 24 Nopember 2014)
http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrologi
(diakses
pada tanggal 24 Nopember 2014)
0 komentar:
Posting Komentar