Humor Penganggapan Konyol (Tidak Wajib Percaya)

Selasa, 23 Desember 2014

Berapa usaha yang diperlukan orang untuk mempertahankan cintanya dari Y (cowok) ke X (cewek)?






Jawab:
Kita misalkan saja sesuai hati kita, hehe
Bentuknya akan lebih seperti segitiga siku-siku
Jadi, jarak dari Y ke X dapat dicari dengan menggunakan rumus phytagoras
YX = (JX2+JY2)^1/2
dari perhitungan tersebut didapat jarak YX meter, YX meter ini nilainya harus nyata karena terbukti adanya, tidak boleh sama dengan 1 dan tidak boleh imajiner.

Untuk usaha mempertahankan cintanya adalah, kita tahu bahwa usaha rumusnya adalah W = Fs
W = Fs
F adalah Gaya untuk tetap menyatukan keduanya.
s adalah perpindahan cintanya dan disini sama dengan jarak YX meter

Jadi,
W = Fs
W = (F) (YX) Joule
W = (F) (XY) Joule .............(1)

Jika di X ada orang yang suka sama orang yang sedang pacaran itu, maka perpindahan cinta orang itu ke cewek di X adalah dianggap 1. Maka usaha orang itu untuk memberikan tikungan tajam adalah

W = Fs
W = (F) 1 Joule
W = (F)  Joule .............(2)

Dari 2 persamaan tersebut, didapatkan data perbandingan tentang hubungan tersebut dan dapat digunakan oleh seseorang pasangan di X untuk memilih bertahan dengan jarak dan dia berjanji untuk setia atau memilih yang dekat dan selalu ada

W1 = F(XY) Joule
W2 = F         Joule

W1 = XY
W2 = 1

W1 = W2 (XY)

Nah, dari data perbandingan tersebut, usaha untuk mempertahankan hubungan jarak jauh ditentukan oleh jarak yang memisahkan keduanya dan usaha orang yang menyukai cewek tadi

Dalam hal ini ada variabel pengganggu, yaitu kesetiaan yang relatif antara keduanya. Jika kedua pasangan ini semuanya setia, maka nilai W1 adalah positif (+). Begitupun sebaliknya, jika salah satu malah suka sama orang lain nilai W1-nya adalah negatif (-).

Jika di X orangnya tidak setia, maka mereka berdua PUTUS akibat yang di X lebih memilih yang jaraknya dekat dan selalu ada.
Namun, hal itu tidak sesuai dengan norma karena mengkhianati. Jangan dilakukan yaaa !!! hehee

Sekian...

Hipotesis ini dibuat saat 14 Uranus 7
Jangan diaplikasikan untuk menjawab soal karena ini hanya humor

Jumat, 19 Desember 2014




KOMPONEN REAKTOR NUKLIR

               
                Dalam reaktor ini bahan bakar dalam bentuk U02 ada dalam kelongsong yang terbuat dari paduan-logam zirkonium. Kelongsong ini berfungsi sebagai pendukung mekanik, sebagai pembungkus untuk mencegah agar produk-produk fisi tidak keluar dari elemen bahan bakar, dan sebagai pelindung uranium terhadapat korosi oleh zat pendingin. Biasanya elemen bahan bakar disusun secara teratur dengan moderator. Teras yang terdiri dari bahan bakar moderator dikelilingi oleh reflektor, yang dapat juga berfungsi sebagai moderator. Fungsi reflektor adalah mencegah kebocoran neutron yang berarti pelepasan dari teras reaktor. Pada lapisan luar terdapat perisai yang mengelilingi seluruh reaktor untuk menyerap neutron dan sinar gamma yang telah lepas dari teras reaktor. Pengendalian reaktor dilaksanakan dengan batang pengendali
                komponen-komponen utama tersebut dapat diterangkan melalui diagram seperti terlihat pada gambar 1 berikut:

1.Bahan bakar nuklir/bahan dapat belah
2.Bahan moderator
3. Pendingin reaktor
4. Perangkat batang kendali
5. Perangkat detektor
6. Reflektor
7. Perangkat bejana dan perisai reaktor
8. Perangkat penukar panas



Komponen No. 1 s/d 6 berada pada suatu lokasi yang disebut sebagai teras reaktor, yaitu suatu tempat dimana reaksi berantai tersebut berlangsung.


Komponen reaktor Nuklir
1. Bahan Bakar Nuklir
-   Fungsi : sebagai bahan bakar untuk reaksi nuklir di dalam reaktor
-   Persyaratan : bahan tersebut dapat mengadakan fisi atau pembelahan atom
-   Mengapa persyaratannya demikian : karena di dalam reaktor nuklir ini menggunakan prinsip reaksi berantai, sehingga jika ditembakkan oleh neutron, maka bahan tersebut akan membelah secara berantai atau kontinyu.
-   Penjelasan lain: Pada hakekatnya reaktor nuklir itu adalah suatu wadah yang mengandung bahan nuklir yang dapat membelah, yang disusun sedemikian sehingga suatu reaksi berantai dapat berjalan dalam keadaan dan kondisi yang terkendali. Dengan sendirinya syarat agar suatu bahan dapat dipergunakan sebagai bahan bakar adalah bahwa bahan tersebut dapat mengadakan fisi atau pembelahan atom. Untuk maksud ini dikenal hanya tiga macam isotop, yaitu 235U, 239Pu dan 233U. Diantara isotop ini hanya 235U yang terdapat dalam alam, yaitu dengan kadar 0,7 % dalam uranium alam, sedangkan selebihnya terdiri dari 235U dan sedikit 234U. Bahan bakar uranium biasanya dipergunakan dalam bentuk padat.


2. Moderator Dan Reflektor
-        Fungsi : Untuk memperlambat neutron cepat sampai mencapai tingkat energi yang lebih rendah, neutron yang berenergi tinggi itu ditumbukkan pada atom-atom yang terdapat dalam bahan-bahan tertentu, yang disebut moderator. Reflektor duntuk memantulkan neutron cepat kembali ke teras reaktor.
-        Syarat untuk memilih dan menentukan bahan moderator (dan reflektor) adalah:
                1) Pada tiap tumbukan terdapat kehilangan energi neutron yang besar.
2) Penampang penyerapan yang rendah.
3)                 Penampang penghamburan yang tinggi.
4)                 atom dengan nomor massa kecil.
5)                 memiliki tampang lintang serapan neutron (keboleh-jadian menyerap neutron)  yang    kecil.
6)                 Memiliki tampang lintang hamburan yang besar.
7)                 Memiliki daya hantar panas yang baik.
8)                 Tidak korosif, Contoh : H2O, D2O, grafit, berilium, dll.
-        Mengapa persyaratannya demikian:
-        Penjelasan lain : Zat yang mengandung hidrogen merupakan moderator yang baik jika dilihat pada kehilangan energi neutron setelah terjadi tumbukan. Akan tetapi hidrogen mempunyai penampang penyerapan yang relatif tinggi, yang dilihat dari sudut ekonomi neutron tidak menguntungkan. Dalam bentuk persenyawaan, misalnya air normal dan hidrida logam, zat hidrogen itu dapat dipakai sebagai moderator, asalkan dipergunakan uranium diperkaya sebagai bahan bakar. Bahan-bahan lain yang dipergunakan sebagai moderator adalah D20, grafit, berillium dan berillium oksida.

  1. Bahan Pengendali
                - Fungsi : mengatur jumlah neutron di dalam reaktor nuklir
                -Syarat-syarat bahan untuk batang pengendali adalah sebagai berikut:
                                1) Dapat menyerap neutron dengan mudah
                                2) Tahan korosi.
                                3) Stabil dalam lingkungan radiasi dan suhu tinggi.
                - Mengapa persyaratannya demikian: karena dalam reaksi dengan melibatkan neutron dalam reaktor nuklir ini terjadi secara cepat dan harus dikendalikan dengan cara meyerap neutron itu sendiri. Agar lebih efisien, maka digunakan bahan yang mudah menyerap neutron. Bahannya juga harus tahan korosi serta stabil dalam radiasi dan suhu yang tinggi dikarenakan suhu di dalam reaktor ini lumayan tinggi.
Penjelasan lain: Sebagai bahan batang pengendali biasanya dipergunakan paduan logam kadmium atau borium. Kadmium murni adalah logam berwarna putih kebiru-biruan yang sangat lunak. Sebagai logam murni kadmium tidak dapat dipergunakan sebagai bahan pengendali karena titik leburnya relatif rendah (320°C) sedangkan pada suhu tinggi mudah dioksidasi menjadi serbuk berwarna coklat. Sebagai bahan pengendali biasanya kadmium dicampur dengan perak dan indium sehingga membentuk paduan logam dengan sifat mekaniknya cukup kuat. Borium murni tidak mempunyai sifat seperti logam; titik leburnya sangat tinggi (2100°C) dan kekerasan kristalnya hanya dilebihi oleh intan. Sebagai bahan pengendali, borium biasanya dipergunakan sebagai karbida (B4C), sebagai paduan logam dengan aluminium (boral) dan belakangan ini sebagai boron baja (boron steel)

















  1. Pendingin
-Fungsi : Fungsi:
– Menjaga tekanan pada batas yang diperbolehkan
, memindahkan panas dari reaktor ke pembangkit
uap/sisi sekunder
, mempertahankan integritas batas tekanan
-Bahan yang baik sebagai pendingin adalah fluida yang koefisien perpindahan panasnya sangat bagus, memiliki tampang lintang serapan neutron yang kecil, dan tampang lintang hamburan yang besar serta tidak korosif.  Contoh : H2O, D2O, Na cair, gas He dll.
Syarat:
1) Mempunyai penyerapan neutron yang rendah.
2) Mempunyai perpindahan kalor yang baik.
3) Dapat menggunakan daya pompa yang rendah.
4) Mempunyai titik beku yang rendah.
5) Mempunyai titik didih yang tinggi.
6) Stabil dalam lingkungan radiasi dan suhu tinggi.
7) Tidak peka terhadap keradioaktivan yang di-induksi.
8) Tidak korosi.
9) Aman dalam penanganan.
-Mengapa demikian:  Setiap inti atom U-235 yang mengalami pembelahan melepaskan sejumlah energi sebesar kira-kira 200 MeV, yang kemudian hampir seluruhnya keluar dalam bentuk kalor. Jadi, jika suatu zat tersebut mempunyai koefisien perpindahan panas yang baik, maka suhu di dalam reaktor dapat stabil dengan pengaturan tertentu



















  1. Bahan Perisai
- Fungsi : Menahan radiasi yang dikeluarkan oleh inti-inti hasil fisi
- syarat untuk bahan perisai adalah:
1). Dapat memperlambat neutron
2). Dapat menyerap neutron
3). Dapat menyerap radiasi gamma
-Mengapa demikian :Dalam reaktor yang sedang beroperasi akan terdapat berbagai macam radiasi yaitu partikel alfa dan beta, fragmen (produk) pembelahan, proton, sinar gamma dan neutron. Proteksi terhadap radiasi yang berbahaya ini dilakukan dengan memasang bahan perisai sebagai pelindung disekitar bejana reaktor. Partikel alfa merupaka inti helium, terdiri dari dua neutron dan dua proton dan oleh karena itu mengandung muatan listrik positif yang relatif besar. Partikel alfa diemisi selama peluruhan radioaktif oleh isotop radioaktif dengan massa berat dan energi diskrit yang khas untuk isotop tersebut dan besarnya pada umumnya lebih dari 5 MeV. Partikel alfa melepaskan energinya dalam udara dengan membentuk ion. Jarak tempuh partikel alfa dalam udara hanya 2 sampai 4 cm dan karena itu radiasi alfa tidak merupakan suatu problem dalam disain perisai. Proton juga menyebabkan ionisasi dalam udara, meskipun kurang karena muatan listriknya lebih kecil. Jarak tempuh proton kira-kira 5 sampai 10 kali jarak tempuh partikel alfa, akan tetapi seperti juga partikel alfa, proton tidak menimbulkan kesulitan dalam desain perisai. Partikel beta (elektron dan positron) di-emisi dengan energi yang meliputi spektrum yang luas dengan kecepatan yang lebih besar dari pada partikel alfa. Partikel beta dapat juga menimbulkan radiasi jika melalui medan listrik inti atom berat. Pelepasan energi ini timbul sebagai sinar X dengan spektrum yang kontinyu dan disebut “brermstrahlung”, yang mengandung bahaya disamping partikel betanya sendiri. Positron mempunyai sifat yang sama seperti elektron akan tetapi lain dari itu ia dapat bereaksi dengan elektron dan dapat menimbulkan dua foton gamma. Neutron, seperti juga sinar gamma, mempunyai daya tembus yang cukup besar. Oleh karena neutron tidak mempunyai muatan listrik maka cara satu-satunya agar neutron melepaskan energinya adalah dengan tumbukan, hamburan elastis dan tidak elastis dan penyerapan. Kesulitan yang timbul untuk menahan neutron adalah karena pada umumnya penyerapan neutron oleh bahan disertai dengan reaksi (n, gamma). Jadi meskipun neutron dapat ditahan, akan tetapi segera diikuti oleh emisi gamma. Dengan demikian suatu perisai untuk menahan neutron harus juga sanggup untuk menahan sinar gamma yang dikeluarkan pada akhir jarak tempuh neutron.
  1. Pemindah kalor (heat exchanger)
-Fungsi : sebagai pemindah kalor pada reaktor nuklir
-Syarat : mampu memindah kalor dengan baik dan tepat, stabil
-Mengapa demikian : karena kalor dalam reaktor nuklir ini harus dikendalikan agar tidak terjadi kecelakaan yang fatal karena reaktor terlalu panas
-Penjelasan lain: Pendingin primer biasanya merupakan suatu rangkaian tertutup, artinya pendingin primer dikembalikan lagi oleh pompa ke reaktor setelah kalor yang dibawa dari reaktor dipindahkan ke pendingin sekunder di dalam alat penukar kalor.












  1. Pengungkung
Fungsi : Mencegah pelepasan material radioaktif dari reaktor ke lingkungan
Struktur:
 Struktur baja (Steel Containment Vessel – SCV)
 banyak digunakan pada PWR 2 dan 3 loop
, struktur beton pra tekan (Prestressed Concrete
 Containment Vessel – PCCV)
 banyak digunakan pada PWR 4 loop
                Mengapa demikian : karena baja dapat meminimalisir pelepasan materi radioaktif dari reaktor ke lingkungan

















  1. Pembangkit Uap/Steam Generator
Fungsi : sebagai boiler, berfungsi
 untuk menghasilkan uap yang diperlukan untuk menggerakkan turbin
Syarat : Spesifikasi SG tipe U tube
 (Sisi primer Tin : 324 C, Tout: 228 C
, Sisi sekunder T: 285 C
,Berat kotor: 312.208 kg
)
Mengapa demikian: agar lebih efisien dalam prosesnya















                9.Perangkat detector
                Fungsi : mendeteksi atau mengontrol kejadian fisis di dalam teras reaktor nuklir
                Syarat : mampu mendeteksi dan mengontrol segala aktivitas dalam reaktor nuklir
                Mengapa demikian :  Detektor adalah komponen penunjang yang mutlak diperlukan di dalam reaktor nuklir. Semua informasi tentang kejadian fisis di dalam teras reaktor, yang meliputi popularitas neutron, laju pembelahan, suhu dan lain-lain hanya dapat dilihat melalui detektor yang dipasang di dalam teras.


Catatan
1. Bahan bakar
Terdapat dalam teras reaktor diatur sedemikian rupa hingga luas permukaannya cukup besar untuk memperbesar perpindahan kalor yang dihasilkan oleh bahan bakar.
2. Pendingin (primer)
Cairan/gas yang mempunyai sifat-sifat perpindahan kalor yang baik, berfungsi untuk mendinginkan bahan bakar. Kadang-kadang pendingin primer berfungsi pula sebagai moderator.
3. Moderator
Berfungsi untuk menurunkan energi neutron dari energi tinggi ke termaik. Moderator harus mempunyai sifat-sifat kemampuan menghamburkan neutron besar, tetapi kemampuan penyerapannya kecil. Seperti yang akan diterangkan kemudian moderator dipilih dari unsur-unsur yang mempunyai A kecil agar penurunan energi per tumbukan dapat besar.
4. Batang kendali
Terbuat dari bahan yang mempunyai serap neutron yang sangat besar berfungsi untuk mengendalikan jumlah populasi neutron yang terdapat di dalam reaktor, jadi juga mengendalikan jumlah reaksi fisi yang terjadi.
5. Perisai (shielding)
Menahan radiasi yang dikeluarkan oleh inti-inti hasil fisi, agar para pekerja dapat melakukan tugas-tugasnya di sekitar reaktor dengan aman.
6. Pemindah kalor (heat exchanger)
Pendingin primer biasanya merupakan suatu rangkaian tertutup, artinya pendingin primer dikembalikan lagi oleh pompa ke reaktor setelah kalor yang dibawa dari reaktor dipindahkan ke pendingin sekunder di dalam alat penukar kalor.

DAFTAR PUSTAKA

www.batan.go.id (diakses pada 4 Oktober 2014)
www.bapeten.go.id (diakses pada 4 Oktober 2014)

Penggunaan Radioisotop dengan Teknik Perunut dalam Bidang Hidrologi

Kamis, 11 Desember 2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1                       Latar Belakang
Akhir-akhir ini, banyak terjadi masalah di bidang perairan seperti pengendapan lumpur di dalam teluk, kebocoran pipa yang terdapat dalam tanah, air bendungan yang merembes ke lingkungan dan lain-lain. Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dapat merugikan lingkungan dan manusia. Upaya yang sering dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini diantaranya adalah mengecek pipa secara manual dan berkala. Namun, upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, dinilai masih kurang maksimal. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu upaya alternatif untuk mengatasi permasalahan dalam bidang perairan ini.
Salah satu disiplin ilmu dalam perairan adalah hidrologi. Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas air. Masalah pada bidang perairan juga dipelajari dalam ilmu ini.
Seiring dengan majunya ilmu pengetahuan, dunia sains juga mengenal nuklir. Nuklir tidak hanya diaplikasikan dalam bentuk energi saja, tetapi nuklir juga dapat dimanfaatkan dalam bidang lain,seperti bidang pertanian, bidang industri, bidang pangan dan lain-lain. Dalam nuklir juga dikenal istilah perunut. Perunut adalah zat kimia yang digunakan sebagai tanda untuk mengikuti berlangsungnya reaksi kimia atau proses fisika, atau untuk menunjukkan posisi atau lokasi suatu zat kimia. Perunut ini biasanya berbentuk radioisotop dari suatu unsur kimia, seperti Na24, I 131, Br 82.
Jadi, teknik perunut bisa dimanfaatkan dalam bidang hidrologi untuk diambil manfaatnya atau sebagai cara alternatif untuk mengatasi permasalahan pada bidang hidrologi.

1.2                       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari teknik perunut?
2.      Bagaimana proses aplikasi penggunaan radioisotop dengan teknik perunut dalam bidang hidrologi?
3.      Apa manfaat dari aplikasi penggunaan radioisotop dengan teknik perunut dalam bidang hidrologi?

1.3                       Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dari teknik perunut
2.      Memahami proses penggunaan radioisotop dengan teknik perunut dalam bidang hidrologi
3.      Mengetahui manfaat dari aplikasi penggunaan radioisotop dengan teknik perunut dalam bidang hidrologi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Teknik Perunut
Teknik perunut adalah suatu teknik yang digunakan untuk tujuan mendapatkan informasi  perilaku dari obyek dengan cara menandai obyek tersebut dengan suatu bahan tertentu. Yang dimaksud dengan obyek disini adalah suatu sistem yang dinamis, artinya bahwa sistem atau bagian dari sistem tersebut mengalami perubahan sebagai fungsi dari ruang dan/atau waktu. Sebagai contoh dari sistem dinamis itu misalnya aliran suatu populasi masa atau material induk. Sedang yang dimaksudkan dengan bahan tertentu adalah bahan perunut itu sendiri. Dalam sistem yang dinamis bahan perunut bercampur dengan aliran populasi masa. Informasi yang ingin diketahui dari sistem tersebut diperoleh dengan cara mendeteksi perunut yang telah  bercampur homogen dengan aliran populasi masa dari sistem yang diselidiki.
Jadi teknik perunut ini dapat diaplikasikan apabila dalam kondisi dimana ada suatu aliran populasi masa. Selain itu agar teknik perunut ini dapat secara sempurna diaplikasikan maka perlu dipenuhi beberapa persyaratan lain, misalnya bahwa bahan perunut yang digunakan harus mempunyai sifat-sifat dan berkelakuan sama dengan bahan dari populasi masa yang diselidiki namun mempunyai identitas khusus dimana bahan perunut tersebut harus dapat dideteksi dengan suatu alat deteksi.
Gambar 1. Ilustrasi Teknik Perunut (www.batan.go.id)
2.2     Proses Penggunaan Radioisotop dengan Teknik Perunut dalam Bidang Hidrologi
Pemanfaatan radioisotop sebagai perunut dalam bidang hidrologi yaitu dengan cara memasukkan (menginjeksikan) radioisotop tertentu ke dalam suatu sistem yang akan dipelajari sehingga radioisotop berbaur dengan sistem, yang selanjutnya diikuti gerak dan tingkah laku perunut radioaktif yang telah dimasukkan ke sistem tadi. Dengan memakai radioisotop sebagai perunut maka akan diperoleh gambaan tentang sistem yang dipelajari tersebut. Tanpa bantuan radioisotop sebagai perunut, gambaran sistem yang dipelajari sulit didapatkan.
Radioisotop yang sering digunakan dalam bidang hidrologi antara lain adalah H-3, I-131, Na-24, Cr-51, dan Br-82. Radioisotop tersebut sering digunakan dalam bidang hidrologi karena alasan keselamatan lingkungan. Radioisotop tersebut relatif cepat meluruh atau waktu paronya pendek sehingga dapat menyesuaikan dengan cacah latar.
Radioisotop yang akan digunakan sebagai perunut dalam bidang hidrologi harus memenuhi persyaratan, antara lain:
1.      Harus larut dalam air dan tidak membentuk endapan karena proses kimia dengan air, baik proses oksidasi maupun proses reduksi.
2.      Harus tidak bereaksi dengan atau diserap oleh suspensi atau materi yang terdapat di dalam air.
3.      Tidak bersifat racun yang dapat mengganggu kesehatan.
4.      Harus bisa terdeteksi oleh detektor walaupun dalam jumlah yang sangat kecil.
5.      Mudah didapat dan harganya murah.
2.3     Manfaat dari Aplikasi Penggunaan Radioisotop dengan Teknik Perunut dalam Bidang Hidrologi
            Radioisotop digunakan sebagai perunut dalam bidang hidrologi,diantaranya:
2.3.1    Penentuan kecepatan dan arah aliran air tanah (ground water)
Arah aliran tanah dan kecepatannya seringkali diperlukan dalam pembuatan perencanaan suatu kawasan supaya air tanah yang akan diambil (dibor) sebagai sumber air benar-benar baik dan tidak terkontaminasi oleh air limbah yang dibuang ke dalam peresapan. Caranya adalah dengan membuat sumur pada beberapa tempat (multi well technique) sebagai berikut:
Gambar 2. Ilustrasi Penentuan Aliran Air Tanah
Radioisotop disuntikkan ke dalam sumur A. Setelah beberapa saat, air dari sumur 1 sampai sumur 6 diambil dan dianalisis kandungan radioisotopnya. Sumur yang mengandung radioisotop terbanyak, menunjukkan arah aliran tanah dari sumur A ke sumur yang terbanyak radioisotopnya.
2.3.2    Penentuan Kebocoran Pipa dalam Tanah
Kebocoran pipa di dalam tanah dapat diketahui dengan memasukkan radioisotop tertentu ke dalam fluida (ikut aliran fluida). Radioisotop akan keluar pada pipa yang bocor dan ini dapat diketahui dengan bantuan detektor nuklir yang mengikuti arah aliran dari permukaan tanah.





Gambar 3. Ilustrasi Penentuan Kebocoran Pipa dalam Tanah

2.3.3    Untuk Mengetahui Transpor Endapan
Radioisotop dapat juga digunakan untuk mengetahui transport endapan (misalnya: pasir) di dalam sungai, di dalam danau, dan di dalam laut (teluk).
Perunut radioisotop yang digunakan biasa berupa :
a.       Pasir yang diambil dari sungai, danau, atau laut yang akan diamati transpor endapannya. Pasir yang dikehendaki sesuai dengan diameter yang akan ditentukan (melalui proses pengayakan), kemudian pasir tersebut diiradiasi di dalam reaktor nuklir agar menjadi pasir radioaktif yang akan dipakai sebagai perunut.
b.      Surface labelling, yaitu pasir yang permukaannya diberi lapisan radioisotop.
c.       Exchange resin, yaitu suatu zat yang diberi larutan yang mengandung radioisotop. Radioisotop akan menempel dan diabsorbsi oleh resin.
d.      Ground glass, yaitu bahan gelas yang ukurannya dibuat seperti butiran pasir yang diselidiki dan diberi zat yang akan dijadikan radioisotop.
Setelah perunut selesai dibuat, perunut radioisotop dimasukkan ke dalam sungai atau danau yang akan diselidiki transpor endapannya.Pasir kemudian diambil dari beberapa tempat, dicacah radiasinya dengan detektor nuklir. Data radiasi pasir dari beberapa tempat, kemudian dibuat penyebarannya berdasarkan iscount. Transpor pengendapan pasir dapat diketahui dari data iscount tersebut.
2.3.4    Mengukur Debit Alir Sungai
Penggunaan metoda perunut radioisotop untuk mengukur debit air sungai terbukti lebih sederhana dibandingkan metoda dengan alat ukur arus (Current Meter). Keunggulan metode perunut radioisotop adalah pengukurannya yang lebih cepat dan dalam keadaan sungai banjir pengukuran tetap dapat dilaksanakan. Dasar metoda perunut radioisotop adalah pengenceran perunut. Perunut radioisotop dalam jumlah yang tidak membahayakan dilepaskan di bagian hulu sungai, kemudian dipantau konsentrasinya di bagian hilir. Perubahan konsentrasi yang diakibatkan oleh aliran (debit) sungai dapat diketahui dari perubahan intensitas pancaran radioisotop yang diukur langsung di dalam aliran air sungai itu.
2.3.5    Mendeteksi Zat Pencemar dalam Air
Zat pencemar ditandai dengan radioisotop kemudian melepaskannya di tempat yang diperkirakan asal pencemaran, maka pengamatan gerakan zat pencemar itu dapat dilakukan secara terus-menerus. Hal ini, dapat dipakai untuk menentukan lokasi pembuangan yang cocok, tidak mencemari daerah yang penting dan dapat digunakan untuk keperluan lain, misalnya untuk kawasan wisata, daerah hunian dan lain-lain. Teknik perunut radioisotop ini, berguna untuk mengetahui asal pencemaran pada suatu daerah, apakah berasal dari buangan industri atau buangan rumah tangga. Teknik perunut radioisotop untuk penelitian pencemaran lingkungan ini biasanya menggunakan radioisotop buatan yang dibuat di reactor nuklir.
2.3.6    Menentukan Kebocoran Dam atau Bendungan
Teknik perunut radioisotop juga telah dimanfaatkan untuk menentukan kebocoran/rembesan dam atau bendungan. Radioisotop yang digunakan sebagai perunut harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain : tidak berbahaya bagi manusia atau makhluk hidup lain di sekelilingnya, aktivitasnya rendah, waktu paronya pendek, larut dalam air, tidak diserap oleh tanah atau tubuh bendung/ dam dan oleh tumbuhan. Radioisotop dilepaskan pada tempat tertentu di reservoir ( air dam) yang diperkirakan sebagai tempat terjadinya rembesan/ bocoran pada dam/bendungan. Apabila terjadi kebocoran pada bendungan tersebut, maka air yang telah diinjeksi/dilepas radioisotop akan masuk dan mngikuti arah bocoran. Dengan mengikuti/mencacah air yang keluar dari mata air, sumur-sumur pengamat yang terdapat di daerah downstream, maka akan dapat diketahui adanya bocoran/rembesan dan arah dari rembesan dam tersebut.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1           Simpulan
1.      Teknik perunut adalah suatu teknik yang digunakan untuk tujuan mendapatkan informasi  perilaku dari obyek dengan cara menandai obyek tersebut dengan suatu bahan tertentu.
2.      Pemanfaatan radioisotop sebagai perunut dalam bidang hidrologi yaitu dengan cara memasukkan (menginjeksikan) radioisotop tertentu ke dalam suatu sistem yang akan dipelajari sehingga radioisotop berbaur dengan sistem, yang selanjutnya diikuti gerak dan tingkah laku perunut radioaktif yang telah dimasukkan ke sistem tadi. Dengan memakai radioisotop sebagai perunut maka akan diperoleh gambaan tentang sistem yang dipelajari tersebut.
3.      Manfaat penggunaan radioisotop sebagai perunut dalam bidang hidrologi antara lain: menentukan kecepatan dan arah aliran air tanah (ground water),penentuan kebocoran pipa di dalam tanah, mengetahui transpor endapan, mengukur debit alir sungai, dan mencari aliran cairan di sumur minyak.
3.2           Saran
Pemanfaatan iptek nuklir harus lebih digiatkan lagi untuk mengatasi permasalahan di bidang hidrologi.
DAFTAR PUSTAKA
Wardana, Wisnu Arya.2007.Teknologi Nuklir Proteksi Radiasi dan Aplikasinya.Yogyakarta:Andi.
http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/hidrologi.pdf (diakses pada tanggal 23 Nopember 2014)
https://sylviaoctavia.files.wordpress.com/2014/08/b.jpg(diakses pada tanggal 23 Nopember 2014)
http://dnabio71teknikperunut.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 23 Nopember 2014)
http://www.batan.go.id/patir/_teknologi/perunut.html (diakses pada tanggal 24 Nopember 2014)
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0700662/Perunut.html (diakses pada tanggal 24 Nopember 2014)
http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrologi (diakses pada tanggal 24 Nopember 2014)


Diberdayakan oleh Blogger.